Rabu, 09 April 2014

penyakit- Tryphophobia'


Pernah mendengar istilah Trypophobia ? hah serius kamu belum pernah dengar ? sama dong saya juga baru mendengar hari ini 

jadi menurut Urban dictionary Trypophobia adalah ketakutan yang tidak irasional terhadap bentuk-bentuk rongga-rongga yang ada pada suatu benda tapi kenyataannya phobia seperti ini tidak ada didalam cakupan medis bahkan Wikipedia pun  tidak memiliki halaman yang didedikasikan untuk ketakutan terhadap rongga-rongga ini

Popular Science kemudian melakukan menyelidiki atas fenomena ini dan menurut Martin Antony rasa takut dan jijik sering berjalan beriringan hampir semua hal yang membangkitkan reaksi rasa jijik atas laba-laba, tikus, darah,muntah dan lainnya bisa menjadi memicu ketakutan atas rasa sakit.

Dan ketakutan yang sama dapat berlaku untuk lubang-lubang kecil, terutama di benda-benda alam di mana mereka tampaknya diluar kewajaran dari bentuknya. Saya menduga bahwa kita muak dengan benda bopeng karena mereka tidak terlihat cukup "benar", yang kemudian bermanifestasi menjadi rasa  jijik. 



Kata trypophobia sendiri ditemukan sejak tahun 2005 yang merupakan kombinasi dari kata trypo (Yunani) yang artinya lubang dan fobia. Meskipun begitu, nyatanya pihak American Psychiatric Association's Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders tidak mengakui kondisi tersebut sebagai fobia yang sesungguhnya.
Sementara itu, Martin Antony yang merupakan psikolog dari Ryerson University di Toronto juga menyebutkan bahwa biasanya ahli medis menghindari penggunaan kata dari bahasa Latin atau Yunani untuk memberikan nama pada sebuah penyakit.
Meskipun demikian, Antony tidak heran jika banyak orang langsung mengaku mengidap trypophobia setelah melihat gambar-gambar dengan banyak lubang kecil. Menurutnya, rasa takut seseorang memang bisa berasal dari mana saja.
"Takut dan jijik memang menular. Secara teknis, hampir semua hal yang memicu reaksi jijik biasanya juga memunculkan rasa takut akan sebuah penyakit," papar Antony, seperti yang dikutip dari Popular Science.

Pemimpin penelitian, Geoff Cole, mengatakan penderita trypophobia tidak dapat melihat benda yang memiliki banyak lubang dengan pola berulang (klaster lubang). Misalnya, sarang lebah, sarang semut, dan kumpulan gelembung sabun. Semua penampakan benda itu dapat menyebabkan penderita terkena migrain, mual, serangan panik, berkeringat panas, dan jantung berdebar.

"Ketakutan mungkin berasal dari kemiripan visual pola lubang berulang dengan hewan beracun tertentu," kata Cole, seperti dikutip Livescience, Kamis, 5 September 2013.

Dalam penelitiannya, Cole dan timnya ingin mengetahui apakah para pengidap trypophobia berbagi fitur visual yang umum. Mereka membandingkan 76 gambar obyek trypophobia dengan 76 gambar lubang yang tidak berkaitan dengan fobia itu.

Gambar obyek trypophobia didesain untuk memunculkan fitur spasial berulang dari suatu gambar lubang, serta memiliki kontras yang tinggi pada frekuensi tengahnya. Gambar seperti ini memiliki struktur visual yang sama, seperti garis-garis, yang terkadang dapat memicu migrain jika dilihat oleh seorang penderita trypophobia.

Salah satu pengidap trypophobia, misalnya, diminta memberikan petunjuk supaya Cole dan timnya bisa memahami keengganannya yang kuat untuk pola lubang tertentu. Hasilnya, responden itu menyatakan memiliki reaksi negatif yang sama saat melihat gambar lubang dengan gambar gurita bercincin biru, salah satu hewan paling beracun di dunia.

Untuk menyelidiki apakah hewan beracun bisa memicu trypophobia, Cole dan timnya menganalisis gambar gurita bercincin biru, kalajengking, laba-laba, kobra, dan ular berbisa lainnya. Mereka menemukan bahwa gambar semua hewan mematikan itu memiliki kontras yang tinggi pada frekuensi tengahnya.

Cole dan timnya meyakini reaksi jijik terhadap klaster lubang merupakan efek samping dari adaptasi evolusioner untuk menghindari hewan beracun. Ini didasari keadaan bahwa setiap individu memiliki kecenderungan bawaan untuk waspada terhadap hal-hal yang dapat merugikan.

"Kami berpikir bahwa setiap orang memiliki kecenderungan trypophobia meskipun mereka mungkin tidak menyadari hal itu," kata Cole.

Ia menambahkan trypophobia dapat disembuhkan secara mandiri. Caranya dengan sering melihat gambar klaster lubang sehingga penderita menjadi tidak peka terhadap pola lubang berulang.

sekian, - sorry.
data ini kebanyakan repost.
sekian xD




Tidak ada komentar:

Posting Komentar